Rabu, 11 Juni 2014

Prabu Watu-Gunung dari Negeri Giling-Wesi

Kisah dari negeri Giling-Wesi, rajanya bergelar Watu-Gunung, Permaisurinya dua orang. Pertama, bernama Dewi Sinta dan yang kedua Dewi Landep. Putranya dua puluh tujuh orang. Semuanya laki-laki, yaitu Wukir, Kurantil, Tolu, Gumbreg, Warigalit, Wariagung, Julung-Wangi, Sungsang, Galungan, Kuningan, Langkir, Manda-Siya, Julung-Pujut, Pahang, Kuru-Welut, Marakeh, Tambir, Mandangkungan, Maktal, Puye, Menahil, Prang-Bakat, Baal, Wugu, Wayang, Kulawu, Dukut. Semua keturunan dari Dewi Sinta.

Pada waktu itu negeri Giling-Wesi terjadi huru-hara besar. Banyak rakyat kecil yang menderita, makanan sukar didapat, sering terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, hujan salah musim, gempa tujuh kali sehari. Itu sebagai isyarat Negeri Giling-Wesi akan rusak.

Prabu Watu-Gunung sangat sedih menyaksikan penderitaan rakyatnya itu. Suatu hari sang Raja sedang tiduran di tempat peraduan yang terbuat dari gading. Istrinya, yang bernama Dewi Sinta sangat terkejut ketika melihat Raja cacat botak di kepalanya, lalu bertanya apa yang menjadi sebab-musababnya. Sang Prabu memberi tahu ketika masih anak-anak, ketika ibunya sedang memasak nasi, beliau rewel lalu dipukul dengan entong sampai berdarah. Lalu pergilah beliau tanpa arah dan tujuan.

Betapa terkejutnya Dewi Sinta, sampai tak dapat bicara mendengar pengakuan Sang Prabu. Teringatlah akan putranya yang tak pernah kunjung pulang, karena dipukul dengan entong, persis seperti apa yang diceritakan sang raja. Sangat sedih hatinya, sebab ternyata dirinya telah dipersunting oleh putranya sendiri. Sang Putri merenung mencari jalan agar dapat lepas dari sang Raja yang tak lain dan tak bukan adalah anak kandungnya sendiri.

Karena lama terdiam saja, bertanyalah raja kenapa demikian lakunya. Dewi Sinta menjawab sebenarnya ia sedang berpikir. Bahwa sang Raja akan lebih sempurna keluhurannya jika mempunyai permaisuri bidadari dari Sura-Laya. Dewi Sinta berkeyakinan jika sampai berani melamar ke sana pasti akan terjadi perang, sang Raja pasti akan menemui ajalnya. Inilah jalan untuk dapat lepas dari suaminya.

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar